Wednesday, 22 April 2015

BBM naik terus

   Rencana pemerintah yang akan mengganti premium dengan   pertalite akhir bulan ini masih menjadi sorotan publik .bahkan langkah ini dinilai akal-akalan pemerintah untuk menaikan bahan bakar minyak jenis premium
  Dikutip dari viva.co.id pengamat  mengatakan bahwa mengganti premium dengan pertalite adalah kebijakan yang sang at tidak fair dan tidal pro rakyat . INI karena pada dasarnya rakyat sudah membeli premium dengan harga yang sudah tidal ada muatan subsidi dari pemerintah. Dengan pemerintah membuat kebijakan menghapus premium Dan memaksa beralih kepertalite dengan harga beli yang lebih mahal bisa memberatkan keuangan rakyat .
   Disisi Lain  pengamat kebijakan energi tersebut ,jika pemerintah memberikan alasan bahwa premium tidal ramah lingkungan , harusnya mampu ,menjelaskan secara nyata kepada masyarakat mengenai dampak negatifnya penggunaan premium.. Selain ITU sejak za man order baru , Indonesia sudah menggunakan premium, bahkan dibawah RON 88 . Namum hingga saat ini bellum terdengar adanya survei atau penelitian mengenai dampak penggunaan premium.
 Pemerintahpun bellum menjelaskan Dan tidal bisa ,membuktikan kepublik adanya dampak lingkungan karena digunakanya premium RoN 88  apalagi dibawah 88.
  Sebagai informasi Amerika serikat, Russia ,mesir Dan beberapa negara lain  masih menggunakan BBM sejenis premium RON88 Dan dibawahnya.
 Jadi menurut pengamat tersebut jika premium dinyatakan BBM tidak ramah lingkungan  negara besar seperti AS tentunya pasti sudah sejak lama melarang penggunaan premium jenis RON 88 dan dibawahnya.  Kenyataanya pula BBM jenis  RON 88 ,pertalite Dan pertamak masih mengandalkan impor Dari luar negeri Dan dibeli Dari pemasok luar negeri. Artinya bisa dinilai publik total saja ada peluang bag I pengusaha hitam untuk bermain dalam pasokan BBM tersebut.
 Sebelumnya Menteri Energi Dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said , menjelaskan bahwa kualitas pertalite jauh lebih baik dari pada premium. Mengenai harganya ,akan ditetapkan oleh pertamina dan bukan subsidi . Sementara Vice President Corporate Comonication Pertamina mengatakan bahwa Jakarta mnjadi sasaran pertama pemasaran pertalite yang diklaim lebih berkualitas dibanding premium.



















No comments: